Loyalitas dari seorang sahabat untuk membuat,menampung opini, menyebarkan berita, video, slogan maupun propaganda semata mata untuk : MENGANTARKAN H.DEDI MULYADI,SH.(DANGIANG KI SUNDA) BERKANTOR DI GEDUNG SATE
Selasa, 13 Desember 2016
KESAL JALAN RUSAK DEDI MULYADI TUTUP TAMBANG ILEGAL
Jawara tidak takut Preman
PURWAKARTA, (PR).- Perjalanan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menuju Gunung Parang harus terhenti sejenak. Karena, dalam perjalanan menuju gunung batu andesit tertinggi di Indonesia dan tertinggi kedua di Asia tersebut, pria yang akrab disapa Kang Dedi itu menemukan kondisi jalan yang sudah rusak karena mengalami keretakan dan beberapa ruas diantaranya diketahui sudah amblas.
Setelah melakukan penelusuran, jalan penghubung Desa Pesanggrahan Tegalwaru dan Desa Tajur Sindang Sukatani Purwakarta ini diketahui mengalami kerusakan karena aktifitas tambang batu ilegal yang ada di wilayah tersebut. Jalan yang biaya pembangunannya menggunakan dana APBD Purwakarta pada Tahun 2014 itu pun harus amblas karena tidak kuat menahan beban kendaraan berat yang lalu lalang membawa hasil tambang berupa batu.
Mengetahui hal tersebut, Bupati yang tengah menjalani masa jabatan untuk periode yang kedua itu tidak bisa menyembunyikan kekesalannya, dengan nada bicara yang agak tinggi ia meminta penghentian seluruh aktifitas tambang batu tersebut, bahkan menyuruh para pekerja tambang untuk membongkar tenda terpal yang mereka gunakan selama aktifitas penambangan.
“Ini jalan pemukiman, bukan jalan untuk kendaraan dengan tonase besar, bubar semua, hentikan! gak boleh dilanjut ini tambang. Kalau longsor siapa yang mau tanggung jawab?,” kata Dedi hari Selasa 13 Desember 2016 di lokasi tambang.
Celetukan kesal Dedi pun berlanjut, ia berujar pembangunan sebaik apapun tidak akan pernah berhasil jika masyarakat sekitar tidak mau menjaga dan merawat hasil pembangunan tersebut. Menurut dia, pada akhirnya, masyarakat sendirilah yang akan dirugikan oleh aktifitas penambangan yang merusak lingkungan itu.
“Kalau terus menerus begini, gimana mau bagus?, kita bangun jalan bagus tapi dirusak oleh aktifitas penambangan, jalan rusak, lingkungan rusak, akhirnya masyarakat juga yang rugi,” ujar Dedi.
Operator alat berat yang tengah bekerja di lokasi tambang itu pun tak luput dari hardikan pria yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda tersebut. Selain menambang batu, tanah merah pun menjadi bagian aktifitas bisnis yang merusak lingkungan alam itu.
“Ini tanah merah kenapa diambil? Itu diatas ada rumah warga, kalau longsor bagaimana?,” ujarnya kembali.
Sebagai tindak lanjut, Dedi pun memanggil Kepala Desa Pesanggrahan Tegalwaru, Yadi yang langsung ia mintai keterangan. Sanksi berupa penahanan penghasilan tetap (siltap) atau honor pun diterapkan oleh Dedi untuk seluruh aparat desa yang ada di wilayah tersebut.
“Desa gak boleh memberikan izin, ini kenapa ada kegiatan penambangan di wilayah ini?, anda tahu kan wilayah ini sedang ditata oleh Pemda sebagai kawasan wisata alam, aksesnya langsung ke Gunung Parang. Anda harus punya konsep, bukan malah merusak seperti ini,” kata Dedi kepada Yadi.***
#inspirasikangdedi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar