Seandainya diri kita mau jujur, coba kita bandingkan dengan kandidat kandidat lain.
Kira kira ada kandidat lain yang dapat mempresentasikan dirinya sebagai orang Sunda seperti Kang Dedi Mulyadi.
Dari mulai cara berpakaian sehari hari, pola pikir, tutur kata sampai
ke tingkat kepeduliannya kepada sesama maupun tanah Pasundan.
#inspirasikangdedi
Loyalitas dari seorang sahabat untuk membuat,menampung opini, menyebarkan berita, video, slogan maupun propaganda semata mata untuk : MENGANTARKAN H.DEDI MULYADI,SH.(DANGIANG KI SUNDA) BERKANTOR DI GEDUNG SATE
Jumat, 31 Maret 2017
Rabu, 29 Maret 2017
DEDI MULYADI TRAKTIR PENGHUNI GUBUK DERITA MAKAN STEAK
Selalu hadir menjadi dewa penolong
Engkos (40) bersama istrinya, Erna (30), warga Kampung Nanggorak RT
04/01, Desa Sindangsari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta terpaksa
harus tinggal di dalam gubuk yang terbuat dari bilik bambu berukuran 2,5
x 2 meter. Ironisnya, tanah yang diatasnya didirikan gubuk tersebut
berstatus sebagai tanah wakaf warga desa setempat.
Seluruh aktifitas dilakukan di ruang sempit yang sebenarnya
tidak layak dikatakan rumah itu, mulai dari memasak hingga tidur.
Kondisi ini diperparah oleh kebangkrutan yang dialami oleh Engkos dalam
usaha penjualan kaki dan kepala sapi yang biasa ia lakukan sehari-hari.
Praktis, selain tidak memiliki tempat tinggal yang layak, ia pun tidak
memiliki mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
“Kerja serabutan saja, kadang makan dikasih tetangga yang merasa
kasihan,” kata Engkos dalam pertemuannya dengan Bupati Purwakarta Dedi
Mulyadi, Rabu, 29 Maret 2017 di Plaza Hotel, Kawasan Kota Bukit Indah
City Purwakarta.
Engkos datang bersama istrinya ke Plaza Hotel untuk
memenuhi undangan makan siang dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Dalam acara yang berlangsung santai dan penuh keakraban tersebut, Bupati
Dedi memesankan makanan steak untuk Engkos dan istrinya.
Keduanya
terlihat malu-malu saat akan menyantap makanan yang terbilang jarang
mereka dapatkan. Akan tetapi, rasa malu mereka perlahan hilang saat
orang nomor satu di Purwakarta tersebut membantu mengiris daging steak
untuk mereka berdua.
Saat dimintai keterangan setelah acara makan
siang, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan sudah memerintahkan
Kepala Desa Sindangsari, Plered, Purwakarta untuk mencarikan tanah yang
akan digunakan untuk membangun rumah Engkos. Hal ini dilakukan,
mengingat gubuk tempat tinggal Engkos dan istrinya berdiri diatas tanah
wakaf.
“Kita coba gulirkan beberapa skema bantuan untuk Mang Engkos,
ada modal sebesar Rp 3 juta agar beliau bisa memulai kembali usaha
menjual kepala dan kaki sapi yang sempat bangkrut. Sebelum usahanya bisa
berjalan, kita berikan dulu Rp2 Juta per bulan untuk kebutuhan
sehari-hari. Kita juga carikan tanah untuk membangun rumah layak. Kalau
sudah ada, kita berikan Rp15 Juta untuk membangun rumah,” jelas Dedi.
Mendapat limpahan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Engkos
mengaku merasa bahagia. Raut wajahnya tampak haru ketika mendengar
Bupati Dedi menyebut seluruh jenis bantuan tersebut.
“Alhamdulillah, saya sudah dibantu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih,” pungkas Engkos menutup.***
#inspirasikangdedi
DEDI MULYADI UNGGUL DI TINGKAT GRASS ROOTS PEMILIH DI JAWA BARAT
Jangan ada yang panas Bung atas opini ini, karena ini hanya opini
pribadi saya, namun saya yakin seyakinnya memang demikian adanya yang
terjadi saat ini menjelang Pilgub Jabar 2018. Hasil survey boleh boleh
saja menempatkan Kang Dedi Mulyadi pada urutan keberapa saja terserah
suka suka anda para tim survey, karena apa? survey itu menyasar kepada
kelompok kelas menengah di Jawa Barat, entah itu yang lewat angket,
internet maupun telepon.
Survey survey saat ini belum benar benar mempresentasikan penduduk Jawa Barat yang memiliki jumlah 33 juta pemilih dalam Pilgub Jabar 2018. saya malah curiga memang sudah biasa ada survey survey orderan untuk mendongkrak popularitas calon calon tertentu.
Survey survey saat ini belum benar benar mempresentasikan penduduk Jawa Barat yang memiliki jumlah 33 juta pemilih dalam Pilgub Jabar 2018. saya malah curiga memang sudah biasa ada survey survey orderan untuk mendongkrak popularitas calon calon tertentu.
Juga bagi kandidat yang merasa populer di medsos jangan
jumawa dulu, barusan saya membaca bahwa untuk medsos kurang dari
setengahnya pemilih di Jawa Barat yang mengenal medsos, apalagi kandidat
yang merasa populer di Twitter maupun Instgram, tingkat pemakaian kedua
media sosial ini hanya 10 persennya dipakai oleh pemilih pilgub Jabar
2018, di banding kedua media sosial ini Facebook lah yang paling banyak
dikenal dan dipakai oleh para pemilih di Pilgub Jabar 2018 nanti. Kang
Dedi Mulyadi saat ini jumlah yang menyukai fanspagenya di Facebook telah
mencapai hampir 5 juta orang, ini sangat luar biasa dan fantastis.
Kembali lagi ke inti opini kenapa Kang Dedi Mulyadi lebih dikenal di
tingkat grass roots untuk para pemilih di Pilgub Jabar 2018, ini buah
dari perjuangan Kang Dedi Mulyadi sejak tahun 2008 telah rutin
berkekeliling ke seluruh wilayah Jawa Barat, ti lembur ka lembur, dari
ujung utara Jawa Barat ke ujung selatan Jawa Barat, dari ujung timur
Jawa Barat ke ujung barat Jawa Barat dalam tajuk Safari Budaya, Safari
Budaya merupakan pertunjukan kesenian khas Sunda di tambah dengan
pencerahan dan hiburan sebagai pemikatnya, Kang Dedi Mulyadi sebagai
budayawan hanya sekedar ingin mengingatkan kepada seluruh masyarakat
Jawa Barat bahwa urang Sunda itu memiliki seni dan budaya yang harus
tetap dijaga kelestariannya ditengah arus dunia yang nyaris tanpa batas
ini. Safari Budaya bukan kamuflase dari kampanye tapi merupakan
pertunjukan penuh filosofi tengtang seni sunda. Grup seni Safari Budaya
yang dikelola oleh Kang Dedi Mulyadi ini sampai saat ini memang tidak
pernah sepi dari order untuk pentas diatas panggung. Jadi jangan heran
kalau Kang Dedi Mulyadi telah begitu populer di tingkat grass roots
(akar rumput) dan Kang Dedi Mulyadi lebih populer dari kandidat kandidat
lain di daerah daerah pedalaman di Jawa Barat. Ini merupakan modal
dasar Kang Dedi Mulyadi untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018 ditambah lagi
kita tentu tidak meragukan mesin politik Golkar dalam menghimpun suara
dimana Kang Dedi Mulyadi sebagai ketuanya untuk wilayah Jawa Barat dan
Jawa Barat merupakan lumbung suaranya Golkar ditambah lagi hampir 50
persen para kepala daerah di Jawa Barat di Jawa Barat berasal dari
partai Golkar jadi lengkaplah sudah, mengakhiri tulisan opini saya ini,
saya hanya dapat berucap "GEURA TABEUH GOONG MANEH JALU"............!
(DKS)
#inspirasikangdediSenin, 27 Maret 2017
KANG DEDI MULYADI AKAN MEMBAWA PERTANIAN DI JAWA BARAT SEMAKIN MAJU DAN MODERN JUGA NASIB BURUH TANINYA AKAN BERUBAH
Saat pertama kali bertemu dengan Kang Dedi Mulyadi, beliau mengatakan
bahwa untuk Jawa Barat ini lebih membutuhkan para Insinyur ahli irigasi
dan para insinyur ahli pertanian, kenapa demikian? Karena Jawa Barat
merupakan provinsi sebagai lumbung padi nasional. Namun disisi lain
nasib para petaninya masih sangat memprihatinkan, seperti yang terjadi
di salah satu Kabupaten di Jawa Barat
Indramayu, dikenal dengan sebutan daerah lumbung padi nasional. Daerah
ini memiliki lahan seluas 204.011 hektar, dan 110.877 hektar atau 54,35
persen di antaranya sawah tadah hujan.
Melihat luasan sawah di
Indramayu, wajar jika daerah ini menjadi penghasil beras terbesar di
Jawa Barat. Produksinya setiap tahun rata-rata mencapai 1,7 juta ton.
Beras tersebut disebar ke beberapa daerah di Jawa Barat, terutama memenuhi kebutuhan Jakarta.
Namun, sebagai salah satu pemasok beras terbesar, nasib petani
Indramayu tidak mujur. Mereka memproduksi beras berkualitas, tapi mereka
tercatat sebagai penerima beras untuk rakyat miskin (raskin) terbanyak
di Jabar, tidak hanya Indramayu, Karawang dan Kabupaten Subang juga
demikian.(Hasil pengamatan Kang Dedi Mulyadi)
Kang Dedi Mulyadi
menganggap selama ini ada yang salah dengan tata kelola pertanian di
Jawa Barat, khususnya yang menyangkut nasib para petaninya, baik itu
petani sebagai pemilik lahan maupun sebagai buruh tani,
Di
Purwakarta telah di terapkan Kang Dedi Mulyadi sistem asuransi pertanian
dimana prodak pertanian para petani seperti padi diasuransi ini untuk
mengantisipasi gagal panen yang disebabkan hama maupun bencana. kang
Dedi memahami betul bagaimana menderitanya para petani bila gagal panen,
harapan untuk makan apalagi untuk membayar upah, membeli bibit atau
obat hama boleh pinjam dari rentenir.
Kang Dedi Mulyadi juga selama
ini selalu menyuarakan agar ada standarisasi upah untuk para buruh tani,
memang selama ini masalah pengupahan kepada para buruh tani ini belum
diatur oleh Undang undang. sehinga pengupahannya terkadang tidak
manusiawi.
Saya yakin seandainya beliau diberi amanah menjadi
Gubenur Jawa Barat, pertaian di Jawa Barat akan semakin maju dan modern
juga nasib para buruh taninya akan berubah. (DKS)
Jumat, 24 Maret 2017
KANG DEDI MULYADI SOSOK DANGIANG KI SUNDA YANG RENDAH HATI
Ini ketika momen Kang Dadang Supriatna
menyampaikan sambutan pada acara Pentas Seni Budaya Dangiang Ki Sunda
yang berlangsung pada hari Jum'at, tanggal 24 Maret 2017 yang
berlangsung di Desa Tegalluar, Sapan, Kab.Bandung.
Banyak hal yang disampaikan dalam kata sambutan tersebut, salah satunya ingin saya kutip karena sangat menarik. kurang lebihnya kalimatnya seperti ini:
"Kang Dedi ayeunamah Sapan banjir deui, ayeunamah tos waktosna, supados Sapan teu banjir deui, Kang Dedi kedah maju dina Pilgub Jabar 2018"..satuju? sontak di jawab oleh ribuan penonton yang memadati di acara tersebut menjawab dengan, satuju.....
Banyak hal yang disampaikan dalam kata sambutan tersebut, salah satunya ingin saya kutip karena sangat menarik. kurang lebihnya kalimatnya seperti ini:
"Kang Dedi ayeunamah Sapan banjir deui, ayeunamah tos waktosna, supados Sapan teu banjir deui, Kang Dedi kedah maju dina Pilgub Jabar 2018"..satuju? sontak di jawab oleh ribuan penonton yang memadati di acara tersebut menjawab dengan, satuju.....
Yang membuat saya
kaget melihat sikap Kang Dedi Mulyadi ketika kalimat tersebut terlontar,
Kang Dedi Mulyadi yang tadinya berseri seri mengobrol sambil mengumbar
canda pada acara tersebut, langsung menundukan muka, wajahnya berubah
180 derajat menjadi muram, seperti ada kegundahan jari tangannya diremas
remas.
Dari pristiwa ini saya menyadari hal ini secara nyata, jadi
apa yang ditulis oleh media selama ini, sering kita baca Kang Dedi
selalu merendahkan diri bila ditanya oleh wartawan tentang Pilgub Jabar,
Kang Dedi sering menjawab, kumaha kersaning gusti Allah we, Kang Dedi
Mulyadi sering menjawab mengikuti saja seperti air yang mengalir, Kang
Dedi sering menjawab, saya mah apa atuh hanya orang desa, Kang Dedi
sering menjawab fokus kerja saja diakhir masa jabatannya sebagai Bupati
Purwakarta, ini bukan kalimat pencitraan yang terlontar dari mulut Kang
Dedi, tapi merupakan sikap Kang Dedi yang tidak berambisi mengejar
jabatan, padahal kita tahu Kang Dedi Mulyadi banjir dukungan dari
berbagai elemen masyarakat, politisi, tokoh masyarakat maupun ormas
untuk maju dalam Pilgub Jabar 2018.
Dari sikap Kang Dedi malam itu
tergambar bahwa Kang Dedi Mulyadi bukanlah sosok oportunis yang haus
akan jabatan, Kang Dedi memandangnya jika jabatan merupakan taqdir dari
sang maha pencipta, Kang Dedi menyikapinya bahwa pengabdian itu tidak
berarti harus memiliki jabatan yang lebih tinggi dari saat ini, Kang
Dedi melihatnya jabatan itu merupakan satu amanah, yang memiliki
tanggung jawab moral yang teramat berat.
Kemudian saya menduga
berdasarkan apa yang sering saya lihat belum lama ini, seandainya saja
bukan Kang Dedi, tapi kandidat lain yang berambisi maju di Pilgub Jabar
2018, ada tokoh masyarakat, politisi seperti Pak Dadang Supriatna yang
mengelu elukan dihadapan ribuan penonton untuk maju dalam Pilgub Jabar
2018, mungkin sudah menunjukan satu eforia yang sangat luar biasa,
mungkin kata bahasa Sundanamah "Teu sirikna anjrag ajragan, tidak dingin
seperti Kang Dedi. Peristiwa ini membuat mata saya berkaca kaca,
sungguh luar biasa saya baru mengetahuinya secara langsung kebesaran
jiwa seorang Dedi Mulyadi itu, sampai acara ini selesai tak ada kalimat
ucapan terima kasih dari Kang Dedi mengenai kalimat yang mensuport
dirinya untuk maju di Pilgub Jabar 2018, Kang Dedi malam itu sama sekali
seperti tidak ingin membahasnya, sekali lagi sungguh luar biasa sikap
Kang Dedi Mulyadi ini, benar benar seorang Dangiang Ki Sunda yang rendah
hati.(DKS)
#inspirasikangdediKamis, 23 Maret 2017
HANYA KANG DEDI MULYADI YANG ADA DIHATI KITA
Saat ini seperti
sedang terjadi penggiringan opini dari dua stasiun TV swasta nasional
terkait pencalonan Pilgub Jabar 2018, selepas salah satu kandidat resmi
di dusung oleh salah satu parpol, nampak sekali stasiun tv tersebut
seperti memblow up dari mulai, acara pendeklarasian sampai mengundang
para pengamat yang semuanya tentu arah pembicaraannya sudah kita duga
memenangkan kandidat yang telah diusung partai tersebut.
Ditambah lagi beberapa hari ini, pasca pendeklarasian muncul hasil hasil survey dari para lembaga survey yang hasilnya sudah tidak perlu saya tulis, karena arahnya sama saja.
Ditambah lagi beberapa hari ini, pasca pendeklarasian muncul hasil hasil survey dari para lembaga survey yang hasilnya sudah tidak perlu saya tulis, karena arahnya sama saja.
Kang
Dedi Mulyadi boleh saja ditempatkan diurutan berapa saja tidak masalah,
saat ini masyarakat sudah sangat cerdas apalagi masyarakat Jawa Barat
khususnya. Jawa Barat dengan luas kurang lebih 33 ribu KM.2 jumlah
penduduk 45 juta dan jumlah pemilih 33 juta orang, ini ada lembaga
survey yang mengambil sempel hanya dari 800 orang responden, saya bukan
ahlinya tapi paling tidak secara nalar dan logika apakah hasil survey
tersebut bisa kita anggap mewakili jumlah penduduk Jawa Barat?
Kalau untuk mengukur tingkat popularitas Kang Dedi Mulyadi sebenarnya
sederhana saja, silahkan anda para pengamat, para ahli lembaga survey
ikuti kalau Kang Dedi Mulyadi ada acara Safari Budaya di suatu daerah,
kira kira bagaimana responnya, kalau ukuran dua kali lapangan sepak bola
tidak dapat menampung masa yang ingin menyaksikan Kang Dedi Mulyadi
tampil, kira kira Kang Dedi Mulyadi itu sosok populer atau bukan, apakah
Kang Dedi Mulyadi itu sosok yang dicantai masyarakat Jawa Barat atau
tidak.
Intinya kita orang orang yang telah mencintai Kang Dedi
Mulyadi sebagai sosok Dangiang Ki Sunda yang telah berhasil membangun
daerah Purwakarta sebagai salah satu bukti prestasinya, sebagai orang
Sunda yang telah berpidato di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), tidak
akan terpangaruh dengan berbagai opini para ahli (mau Dokter atau
profesor) yang menyudutkan Kang Dedi Mulyadi, tidak akan terpangaruh
oleh hasil hasil survey yang menempatkan Kang Dedi Mulyadi diurutan
keberapa saja, kami tidak peduli itu semua, Karena kami terlanjur
mencintai Kang Dedi Mulyadi, kita lihat saja pertarungan pada hari H nya
nanti, kami akan mengantarkan Kang Dedi Mulyadi menjadi Jabar 1. Geura
Tabeuh Goong Maneh Jalu......!!!! (DKS)
#inspirasikangdediBuku Kang Dedi Mulyadi CING CARINGCING PAGEUH KANCING SEUT SARINGSEUT PAGEUH IKEUT Bab : Telaah Penerapan Pribahasa Cing Caringcing Pageuh Kancing Set Saringset Pageuh Ikeut (CCPKSSPI)
A. Telaah Penerapan Peribahasa CCPKSSPI dan Sejarah
4. Peribahasa CCPKSSPI sebagai kesiapan pemerintahan
Ilustrasi
Purwakarta sebagai nama tempat (permukiman) mulai muncul dalam panggung
sejarah pada awal dekade ketiga abad ke-19. Sejak kemunculannya,
Purwakarta langsung eksis dengan kedudukan penting karena Purwakarta didirikan sebagai pusat pemerintahan, yaitu ibu kota baru Kabupaten Karawang. Hal itu berarti Purwakarta termasuk ke dalam kelompok kota tua di Jawa Barat. Purwakarta dibangun di lahan kosongdaerah Sindangkasih. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa Sindangkasih adalah cikal-bakal Purwakarta. Karena eksis sampai sekarang, berarti Purwakarta memiliki perjalanan sejarah sangat panjang, mencakup masa penjajahan Belanda, masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan. Dalam perjalanan sejarahnya, Purwakarta selalu memiliki kedudukan penting dalam bidang pemerintahan, yaitu sebagaipusat-pusat pemerintahan kabupaten, afdeling, distrik (kewedanan), kecamatan, bahkan pernah menjadi pusat pemerintahan keresidenan. Hal itu dimungkinkan oleh letak geografi Purwakarta yang cukup strategis, baik bagi jalannya pemerintahan maupun bagi kehidupan sosial ekonomi. Kondisi itu diturijang pula oleh potensi daerah Purwakarta, balk potensi alam maupun potensi hasil bumi dan hasil lain yang diusahakan
oleh masyarakat. Hal-hal itu pula yang menjadi pertimbangan pemerintah RI — atas dasar aspirasi masyarakat — pada pertengahan abad ke-20 menjadikan daerah Purwakarta sebagai sebuah kabupaten, lepas dan wilayah induknya (Karawang).
Catatan
Permukiman dapat dikatakan sebagai tempat berkumpul masyarakat pada suatu wilayah, menetap, dan melakukan aktivitas. Masyarakat hidup bersama dengan kepentingan bersama.Kepentingan bersama artinya kepentingan yang sama-sama dibutuhkan oleh setiap orang. Karena kepentingan yang sama itu pula kemudian tercipta kebersamaan (sama-sama membutuhkan) dan ada Selain karena persamaan ada persaingan. Persaingan dapat berjalan lancar tanpa merugikan orang lain walaupun ada yang lebih dahulu
mendapatkan pemenuhan kebutuhannya atau ada yang belakangan dan bahkan tidak sedikit yang kurang beruntung.
Atas persaingan yang terjadi, perlu adanya tata kelola yang
belakangan ini disebut pemerintahan. Pemerintahan berusaha mengatur,menyeimbangkan persaingan yang terjadi dan menciptakan kesejahteraan bersama atas dasar kepentingan bersama..Persiapan tata kelola atas kepentingan bersama ini pun harus ditata agar keadilan tercapai bagi semua yang memiiiki kepentingan dan bermukim pada wilayah yang ditempatinya.
Di daerah yang ditempati pasti terjadi pergantian pemerintahan sebagai pengelola wilayah.- Maka, ketika itu terjadi diperlukan kesiap siagaan dalam mengatur permukiman agar kepentingan bersama tetap dapat dipenuhi dengan rasa keadilan yang akan diterima oleh pemukim. Tujuan utama pengelola dan pemerintahan yang memimpirinya semata-mata untuk menciptakan kebersamaan dan kesejahteraan para pemukim yang mendiami wilayah yang ditempati.
oleh masyarakat. Hal-hal itu pula yang menjadi pertimbangan pemerintah RI — atas dasar aspirasi masyarakat — pada pertengahan abad ke-20 menjadikan daerah Purwakarta sebagai sebuah kabupaten, lepas dan wilayah induknya (Karawang).
Catatan
Permukiman dapat dikatakan sebagai tempat berkumpul masyarakat pada suatu wilayah, menetap, dan melakukan aktivitas. Masyarakat hidup bersama dengan kepentingan bersama.Kepentingan bersama artinya kepentingan yang sama-sama dibutuhkan oleh setiap orang. Karena kepentingan yang sama itu pula kemudian tercipta kebersamaan (sama-sama membutuhkan) dan ada Selain karena persamaan ada persaingan. Persaingan dapat berjalan lancar tanpa merugikan orang lain walaupun ada yang lebih dahulu
mendapatkan pemenuhan kebutuhannya atau ada yang belakangan dan bahkan tidak sedikit yang kurang beruntung.
Atas persaingan yang terjadi, perlu adanya tata kelola yang
belakangan ini disebut pemerintahan. Pemerintahan berusaha mengatur,menyeimbangkan persaingan yang terjadi dan menciptakan kesejahteraan bersama atas dasar kepentingan bersama..Persiapan tata kelola atas kepentingan bersama ini pun harus ditata agar keadilan tercapai bagi semua yang memiiiki kepentingan dan bermukim pada wilayah yang ditempatinya.
Di daerah yang ditempati pasti terjadi pergantian pemerintahan sebagai pengelola wilayah.- Maka, ketika itu terjadi diperlukan kesiap siagaan dalam mengatur permukiman agar kepentingan bersama tetap dapat dipenuhi dengan rasa keadilan yang akan diterima oleh pemukim. Tujuan utama pengelola dan pemerintahan yang memimpirinya semata-mata untuk menciptakan kebersamaan dan kesejahteraan para pemukim yang mendiami wilayah yang ditempati.
5. Peribahasa CCPKSSPI sebagai suatu wilayah geografi mandiri
Ilustrasi
Letak geografi Purwakarta yang strategis juga menyebabkan daerah itu
meniiliki kedudukan penting, baik dalam perjuangan mempertaharikan
kemerdekaan dan rongrongan anasir asing, maupun dalam upaya mengisi kemerdekaan. Pada masa revolusi kemerdekaan, Purwakarta merupakan salah satu basis perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankankemerdekaan. Dalam upaya mengisi kemerdekaan dan memajukankehidupan bangsa dan negara, Purwakarta adalah salah satu daerah
percontohan pembangunan nasional yang berlangsung hingga sekarang. Untuk
memahami hal-hal itulah, sejarah Purwakarta penting ditulis secara
komprehensif, proporsional, dan berkesinamburigan. Pemahaman akan
eksistensi Purwakarta pada setiap zaman penting artinya bagi pemerintah
daerah dan masyarakat Purwakarta untuk memperkuat pemahaman akan jati
diri dan makna warisan sejarah, baik berupa pengalaman maupun berupa
situs dan benda-benda peninggalan sejarah.
Catatan
Permukiman sebagai tempat tinggal masyarakat yang berada pada wilayah tersebut harus memiliki kemandirian dalam menjalani kehidupan
dan berusaha tidak menggantungkan diri pada daerah lain. Namun, tempat
dan pengisinya harus memperhitungkan wilayah sekitar dan menyadari
tingkat pengaruh daerah lain terhadap daerahnya.Kemandirian dalam memenuhi kebutuhan lebih penting karena akan tercipta kemandirian individu para pemukim wilayahnya. Ia akan
mempersiapkan dirinya, mental, fisik, sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang mengacu pada kesiapan mental untuk hidup mandiri.
#inspirasikangdediRabu, 22 Maret 2017
Dedi Mulyadi : Sepi ing pamrih rame ing gawe
Sepi ing pamrih rame ing gawe adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang
memiliki arti sedikit mengharapkan imbalan, banyak bekerja. Ungkapan
tersebut mengandung arti yang menjunjungnilai luhur dimana kita diberi
nasehat untuk tidak selalu mendasarkan pekerjaan karena imbalan apalagi
sekedar mengejar jabatan, kurang lebihnya inilah sosok Kang Dedi
Mulyadi, sosok sederhana yang kita kenal selama ini. Saat ini seiring
dengan berjalannya waktu kita bisa melihat, mana yang oportunis penuh
ambisi, mana yang menyikapi semuanya seperti air yang mengalir, semuanya
tergantung taqdir dari Gusti Allah saja.
#inspirasikangdedi
Dedi Mulyadi
Siapa saja bisa meniru gaya Bung Karno, tapi tidak semua orang bisa meneruskan pemikiran dan perjuangannya.
Selasa, 21 Maret 2017
Senin, 20 Maret 2017
MENUJU TAHTA DI GEDUNG SATE (Prediksi Pilgub Jabar 2018)
Tulisan ini hanya sekeder prediksi dari orang awam untuk menunjukan
rasa cinta terhadap tanah Pasundan tempat kita bernaung juga kepada para
tokoh dan calon pemimpinnya.
Kita mulai dari Kang Emil yang pada
hari Minggu tanggal 19 Maret 2017 telah resmi maju dalam Pilgub Jabar
2018 diusung oleh partai Nasdem dengan slogan tanpa Mahar. dukungan
Partai Nasdem ini tentu masih kurang, mengingat Partai Nasdem di DPRD
Provinsi Jawa Barat meraih 5 kursi, kemudian kita juga sering membaca di
media masa tentang komunikasi politik antara Kang Emil dengan PDIP.
Seandainya PDIP jadi mendukung Kang Emil rasanya tidak mungkin dengan
tidak menempatkan Pak Tubagus sebagai wakilnya, masa sebagai partai
pemenang pemilu di Jawa Barat sama sekali tidak ada kadernya yang duduk
di puncak kekuasaan di Jawa barat, minimal ya wakilnya seperti halnya
yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang menempatkan Pak Jarot
sebagai wakilnya Pak Ahok. Untuk Kang Emil partai pendukungnya yaitu
PDIP 20 Kursi dan Partai Nasdem 5 kursi, sudah memenuhi persyaratan
Undang Undang bila dijumlahkan menjadi 25 kursi, Jadi wacana pasangan
Kang Emil Dessy Ratna Sari tidak mungkin terjadi.
Untuk Wacana
pencalonan Bang Jak (Pak Haji Dedi Mizwar) dan Bu HJ.Netty Heryawan
kedua tokoh ini tidak mungkin pecah kongsi, ada kemungkinan kedua tokoh
ini maju sebagai bakal calon Gubernur dan wakilnya, sudah pasti diusung
sang juara bertahan PKS dan kemungkinan Partai Gerindra mengingat
kedekatan Pak Aher dengan Pak Prabowo, jumlah kursinya PKS 12 dan
Partai Gerindra 11 dijumlahkan menjadi 23 kursi sudah memenuhi
persyaran.
Melihat pada koalisi di Pilkada 2017 Partai Demokrat
dengan kekuatan 12 kursi ada kemungkinan akan mengusung calonnya
sendiri mungkin Kang Dede Yusuf atau putra Pak SBY sendiri, ada
kemungkinan juga untuk Pilgub Jabar 2018 akan terjadi lagi koalisi
seperti di Pilkada DKI 2017 yaitu dengan PPP yang memiliki 9 kursi ,
PKB yang memiliki 7 kursi dan PAN 4 kursi. Apabila koalisi ini benar
terjadi tentu PPP mempunyai posisi tawar yang tinggi untuk mengajukan
minimal bakal calon wakil Gubenur apalagi kita sering baca Bupati
Tasikmalaya yang merupakan kader PPP berkeinginan sekali menduduki
tahta di Gedung sate, jadi kemungkinan PAN tidak akan gabung karena
Dessy Ratna Sari tentu akan kalah bersaing.
Pada Pilgub Jabar
2018 ini juga bisa saja terjadi Poros tengah jilid 2, merupakan koalisi
gabungan partai partai berbasis masa Islam yaitu bilamana terjadi
koalisi antara PPP, PKB dan PAN ketiga partai ini juga bila berkoalisi
sudah memenuhi persyaratan yang diatur Undang Undang yaitu 20 kursi (PPP
9 kursi, PKB 7 dan PAN 4 kursi) Bila koalisi ini terjadi tentu Dessy
Ratna sari yang merupakan kader PAN yang juga memiliki elektabilitas
yang tinggi pada Pilgub Jabar 2018 akan tampil sebagai maskotnya.
Terakhir kita menerka nerka langkah Partai Golkar bagaimana dalam
Pilgub Jabar 2018? Kita semua mengharapkankan Partai Golkar akan
konsisten mengusung KI Sunda Kang Dedi Mulyadi sebagai bakal calon
Gubenur Jawa Barat priode 2018-2023, Kang Dedi merupakan asli geutih
Sunda sudah tidak perlu lagi kita uraikan berbagai prestasi yang telah
ditorehkankan selama dalam kiprahnya menjadi Bupati Purwakarta selama 2
priode sejak tahun 2008.
Kang Dedi Mulyadi telah menjadi tokoh Sunda, tokoh Jawa Barat dimana beliau telah melangkahkan kakinya dari ujung timur ke ujung barat, dari ujung selatan ke ujung utara diwilayah Jawa Barat memberikan pencerahan, hiburan dan bantuan.
Kita mengharapkan juga mendo’akan semoga Partai Golkar menjadi pemenang pada Pilgub Jabar 2018, mengingat bahwa Jawa Barat merupakan lumbung suaranya partai Golkar dan semoga juga koalisi yang dibangun merupakan koalisi yang dapat mendongkrak perolehan suara pada Pilgub 2018, Partai Golkar yang hanya perlu 3 kursi lagi untuk dapat mengusung calonnya, semoga tidak salah memilih partai dalam berkoalisi, terutama untuk memilih siapa yang menjadi wakil Gubernurnya sebagai pendamping Kang Dedi Mulyadi, melihat dari kemungkinan kemungkinan koalisi yang akan terbangun oleh partai yang lainnya, Partai Golkar paling memungkinkan untuk berkoalisi dengan partai PAN yang memiliki figur Dessy Ratna Sari yang menurut survey memiliki elektabilitas yang tinggi untuk Pilgub Jabar 2018, dimana kita juga harus belajar dari Pilgub Jabar sebelumnya, bahwa sosok artis masih menjadi faktor penentu kemenangan pada pemilihan Gubenur Jawa Barat.
Sekali lagi ini hanya sekedar
prediksi awal karena baru Kang Emil yang memproklamirkan dirinya maju di
Pilgub Jabar 2018, prediksi ini juga bisa saja benar benar meleset dari
faktanya nanti di tahun 2018, karena dalam dunia politik dan kekuasaan
tidak ada musuh atau kawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan
untuk dapat meraih kekuasaan. Terlepas dari berbagai prediksi, harapan
kita semua sebagai warga Jawa Barat semoga Pilgub Jabar 2018 aman ,
damai dan dapat melahirkan pemimpin yang amanah, bersih dan mencintai
rakyatnya. (DKS)Kang Dedi Mulyadi telah menjadi tokoh Sunda, tokoh Jawa Barat dimana beliau telah melangkahkan kakinya dari ujung timur ke ujung barat, dari ujung selatan ke ujung utara diwilayah Jawa Barat memberikan pencerahan, hiburan dan bantuan.
Kita mengharapkan juga mendo’akan semoga Partai Golkar menjadi pemenang pada Pilgub Jabar 2018, mengingat bahwa Jawa Barat merupakan lumbung suaranya partai Golkar dan semoga juga koalisi yang dibangun merupakan koalisi yang dapat mendongkrak perolehan suara pada Pilgub 2018, Partai Golkar yang hanya perlu 3 kursi lagi untuk dapat mengusung calonnya, semoga tidak salah memilih partai dalam berkoalisi, terutama untuk memilih siapa yang menjadi wakil Gubernurnya sebagai pendamping Kang Dedi Mulyadi, melihat dari kemungkinan kemungkinan koalisi yang akan terbangun oleh partai yang lainnya, Partai Golkar paling memungkinkan untuk berkoalisi dengan partai PAN yang memiliki figur Dessy Ratna Sari yang menurut survey memiliki elektabilitas yang tinggi untuk Pilgub Jabar 2018, dimana kita juga harus belajar dari Pilgub Jabar sebelumnya, bahwa sosok artis masih menjadi faktor penentu kemenangan pada pemilihan Gubenur Jawa Barat.
Geura Tabeuh Goong maneh Jalu!!!!!
#inspirasikangdedi
Minggu, 19 Maret 2017
JUMLAH KURSI DUKUNGAN DALAM PILGUB JABAR 2018
Diantara partai
partai yang memperoleh kursi di DPRD provinsi Jawa Barat hasil Pileg
2014, hanya PDIP yang dapat mengusung calonnya untuk Pilgub 2018 tanpa
harus berkoalisi, karena jumlah kursinya 20 dari 100 kursi anggota
dewan. Jumlah ini sudah cukup memenuhi persyaratan untuk dapat mengusung
calon, karena seperti yang diatur berdasarkan Undang-undang Nomor 8
Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah, partai politik harus memiliki 20 persen kursi untuk dapat mengusung pasangan calon.
Disusul Partai Golkar yang memperoleh 17 kursi, bagi Partai Golkar hanya perlu 3 kursi lagi untuk dapat mengusung calonnya pada Pilgub Jabar 2018 seandainya berkoalisi dengan Partai Hanura saja yang memperoleh 3 kursi ini sudah cukup.
Kemarin 19 Maret 2017 Kang Emil mendeklarasikan untuk maju pada Pilgub Jabar 2018 diusung Partai Nasdem, Partai Nasdem memiliki 5 kursi di DPRD provinsi Jabar, jadi masih defisit 15 kursi lagi untuk sampai dukungan ini ke tingkat pendaftaran ke KPUD Prov. Jabar.
Disusul Partai Golkar yang memperoleh 17 kursi, bagi Partai Golkar hanya perlu 3 kursi lagi untuk dapat mengusung calonnya pada Pilgub Jabar 2018 seandainya berkoalisi dengan Partai Hanura saja yang memperoleh 3 kursi ini sudah cukup.
Kemarin 19 Maret 2017 Kang Emil mendeklarasikan untuk maju pada Pilgub Jabar 2018 diusung Partai Nasdem, Partai Nasdem memiliki 5 kursi di DPRD provinsi Jabar, jadi masih defisit 15 kursi lagi untuk sampai dukungan ini ke tingkat pendaftaran ke KPUD Prov. Jabar.
Inilah jumlah kursi Partai Politik di DPRD Provinsi Jawa Barat Priode 2014-2019
Nasdem 5 KursiPKB 7 Kursi
PKS 12 Kursi
PDIP 20 Kursi
Golkar 17 Kursi
Gerindra 11 Kursi
Demokrat 12 Kursi
PAN 4 Kursi
PPP 9 Kursi
Hanura 3 Kursi
Silahkan memprediksi kira kira partai apa mendukung siapa dan apakah jumlah kursinya sudah cukup jika mereka digabung gabungkan untuk berkoalisi? (DKS)
#inspirasikangdedi
SEMPAT MENJADI VIRAL BAHAN OLOK OLOK, PATUNG HARIMAU DIKORAMIL CISEWU AKHIRNYA DIGANTI OLEH DEDI MULYADI
Sang penerima wangsit
GARUT, TRIBUNJABAR.CO.ID - Sempat viral di media sosial, patung harimau
'lucu' di Markas Koramil Cisewu, Kabupaten Garut akhirnya diganti
dengan yang baru.
Penggantian patung
dilakukan setelah Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi datang sambil membawa
patung harimau atau maung seberat 300 Kilogram dan panjang empat meter.
Patung itu dibuat oleh Suherman, seniman asal Bandung yang dipercaya Dedi membuat sejumlah karya artistik di Purwakarta.
Seperti diketahui, patung harimau di Koramil Cisewu sempat jadi bahan
olok-olok netizen karena rupa muka satwa liar yang jadi simbol Kodam
III/Siliwangi itu tampak konyol.
Dedi mengungkapkan alasannya
memberikan bantuan, sebagai soliditas, terlebih dirinya merupakan anak
seorang mantan tentara, prajurit yang berpangkat Praka III, selain
menjadi dewan pembina FKPPI Jawa Barat.
"Bentuk soliditas saya
sebagai seorang anak tentara. Juga sebagai spirit diri sebagai anak
seorang tentara dan kecintaan saya terhadap tentara," ujar Dedi saat
dihubungi usai menyerahkan patung harimau di Koramil Cisewu, Minggu
(19/3/2017).
Dedi mengungkapkan, TNI di Jawa Barat dilambangkan
dengan Siliwangi yang harus memiliki kegagahan. Patung yang berada di
setiap Koramil yang ada di Jawa Barat dan Banten pun harus memiliki
nilai-nilai Siliwangi.
"Sudah seharusnya patung tersebut terlihat
gagah. Makanya saya datang ke sini (Cisewu, Red) untuk mengganti patung
sebelumnya," ucap Dedi yang juga Ketua DPD Golkar Jabar itu.
Dedi
menambahkan, bukan hanya di Kecamatan Cisewu terdapat patung yang belum
terlihat gagah. Namun di sejumlah tempat di Jawa Barat dan Banten,
patung harimau masih belum terlihat gagah.
"Bukan Cisewu saja,
hampir semua tempat. Ramainya patung harimau di Cusewu, setidaknya bisa
diambil hikmahnya, minimal patung di semua koramil sekarang mulai di
ganti," katanya.
Danramil Cisewu, Kapten Inf Nandang, berterima
kasih atas bantuan yang diberikan Dedi Mulyadi. Bantuan tersebut akan
menjadi motivasi tersendiri bagi pihaknya dan masyarakat Cisewu.
"Saya ucapkan terima kasih atas kepedulian kang Dedi. Ini merupakan
motivasi bagi kami khususnya masyarakat Cisewu yang sempat dihebohkan
oleh beredarnya foto patung tersebut," kata Nandang.
Adapun keberadaan patung yang sebelumnya menjadi pembicaraan, diakui Nandang sudah dicopot dan dimuseumkan.
"Ya dimuseumkan saja patungnya di belakang kantor. Tapi sayangnya
patung tersebut jatuh ketika kami bongkar. Kalau sekarang patungnya
gagah, sesuai kata kang Dedi harimau sancang," ujarnya. (wij)
#inspirasikangdedi
Sabtu, 18 Maret 2017
KASIH ORANG TUA SEPANJANG JALAN (SEPENGGAL KISAH KANG DEDI MULYADI)
Seorang anak, meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga. Namun sangat disayangkan, betapa banyak orang yang sudah berkeluarga lalu mereka meninggalkan kewajiban ini. Apalagi anak tersebut cukup sukses atau kaya, berbakti kepada orang hanyalah slogan tenggelam oleh kesibukan rutinitas si anak tersebut.
Padahal pada umumnya kebahagian orang tua itu sederhana, mereka cukup merasa bahagia dan bangga bila melihat anaknya hidup senang, orang tua biasanya tidak banyak menuntut ini dan itu kepada anak, meski anaknya telah menjadi orang kaya atau orang sukses, ini berbeda dengan kita sebagai anak kepada orang tua kita, ada lagi kelebihan orang tua kita itu, mereka juga biasanya sangat memaklumi atau memafaatkan sikap anaknya, tanpa anak tersebut meminta maaf, meski mungkin dalam hati kecilnya merasa sakit oleh tingkah laku sang anak, inilah merupakan manifestasi dari pribahasa Kasih orang tua sepanjang jalan, sementara bakti orang anak sepanjang langkahnya.
Ini ada kisah seorang anak, yang kalau kita cermati kisahnya sangat pantas kita jadikan pembelajaran maupun motivasi hidup, kisah ini menceritakan bagaimana berbaktinya seorang anak kepada orang tua.
Berawal dari kisah masa lalunya yang hidup dalam kesederhanaan, dimana ayahnya dipaksa pensiun dini dari dinas kemiliteran karena sakit, masa itu merupakan satu masa yang selalu dikenangnya hingga saat ini, dimana anak tersebut melihat perjuangan ibunya untuk menghidupi keluarganya ditengah himpitan kesulitan hidup, selain tentu merawat suaminya yang sedang sakit ketika itu.
Sosok ibunya telah mengajarinya mengaji, membaca, berkebun dan beternak, ini adalah senjata yang diberikan sang ibu kepadanya ketika itu, ini adalah senjata agar si anak dapat melawan kerasnya kehidupan ini, bukan dengan mengeluh, tangisan apalagi tenggelam dalam khayalan.
Kehidupan yang keras ini harus dapat dijalani dan lewati dengan belajar yang sungguh sungguh, mau bekerja, sabar dan tawakal. niscaya kita dapat meraih mimpi kita, niscaya kita dapat merubah nasib kita, kurang lebihnya seperti itu nasihat yang sering di terimanya dari sang ibu.
Singkat cerita seiring dengan berjalannya waktu sianak lewat kesungguhan ingin merubah nasib dengan diiringi do'a dari kedua orang tuanya akhirnya si anak tersebut dapat meraih mimpinya, sejak usia 27 tahun si anak telah menjadi anggota dewan, kemudian terus kariernya menanjak menjadi wakil bupati, kemudian menjadi bupati sampai saat ini, bahkan ada sisi istimewanya dari jabatannya selama ini, selain tercatat menjadi wakil bupati dan bupati termuda juga pernah pada tanggal 21 Agustus 2015 si anak di undang PBB untuk didengar visi misi di markas besarnya di New York, Dunia international melihat sosok si anak ini selain sukses membawa perubahan dan kemajuan nyata didaerah yang dimpinnya juga memiliki kekhas tersendiri dengan kearifan lokal sebagai landasan maupun filosofi membangun daerahnya, juga si anak ini dalam gaya kepemimpinannya sangat berbeda dengan bos bos kepala daerah lainnya, sikapnya sangat humanis dan dermawan, begitupun dari gaya hidup dan berpakain sangat sederhana, tiap hari tidak bersafari atau jas, cukup dengan ikeut kepala, baju dan celana pangsi komprang.
Untuk melengkapi kisahnya, ini ada sedikit catatan yang di kutip dari media
"International Young Leaders Assembly (IYLA), secara khusus mengundang Bupati Purwakarta, Jabar, Dedi Mulyadi, untuk berpidato di markas PBB di New York, Amerika Serikat. Ada alasan, kenapa organisasi tersebut mengundang bupati nyentrik dengan pakaian pangsi khas Sunda ini.
Wakil Direktur Eksekutif IYLA, Magali Careces, mengatakan, pihaknya sengaja mengundang Bupati Dedi Mulyadi, karena yang bersangkutan memiliki visi yang besar untuk membangun Purwakarta. Apalagi, sekarang ini Purwakarta jadi salah satu daerah terbaik di Indonesia".
Sayangnya memang sang ibu dari sianak ini telah tiada, ibunya yang telah memberikan do'a dan inspirasi sehingga telah menjadikan si anak seperti saat ini, kini hanya hidup selamanya dalam hati si anak tersebut, pernah dalam satu wawancara di acara Kick Andy Metro TV, si anak menangis dan berkata tentang sosok ibunya :
" Keiklasannya tidak pernah mengaku sakit tidak pernah mengaku susah , dia selalu tersenyum ketika menghadapi kesulitan dan ketika dia tidak punya daya ingat apapun terhadap sesuatu, saya selalu bercerita dan selalu meminta sesuatu dan engga tahu kenapa setiap yang saya minta selalu terpenuhi oleh Allah"
Ini kisah sianak tersebut dengan sosok sang ibu, bagaimana dengan sang ayah? sang ayah dari anak tersebut masih ada tinggal satu rumah karena si anak ingin merawat dengan tangannya sendiri, meski para pembatu di rumah seorang kepala daerah itu sangat banyak, tapi untuk ayahnya lebih banyak diurus langsung oleh sianak, disela sela kesibukannya sebagai kepala daerah, termasuk juga belanja sendiri keperluan bulanan sang ayah dari mulai makanan kesukaannya, obat obatan atau pakainnya selalu dilakukan oleh si anak itu sendiri, hal ini pernah dituangkan dalam salah satu buku karyanya, kenapa ini dilakukan, karena menurut si anak kasih sayang dari ayahnya kepadanya juga tidak pernah diwakilkan.
Inilah sepenggal kisah yang dapat kita jadikan sebagai perenungan betapa maha dasyatnya pengorbanan dan do'a dari kedua orang tua kita itu, dan tentu semuanya sudah menduga yang dimaksud si anak itu adalah sosok Kang Dedi Mulyadi, si Bocah Angon yang saat ini menjadi Bupati Purwakarta selama 2 (Dua) priode dan juga menjadi Ketua Dpd I Golkar Jawa Barat sampai tahun 2021, seorang kepala daerah yang sarat prestasi yang mampu membangun Purwakarta lewat karya nyata. inilah si Bocah angon yang sampai saat ini di liburan akhir pekannya lebih senang menyabit rumput, mengurus kebun dan sawah, seperti layaknya petani biasa. (DKS)
#inspirasikangdedi
Jumat, 17 Maret 2017
DEDI MULYADI AKAN BANGUN RUMAH ADAT SEPANJANG JALUR KERETA API DI PURWAKARTA
Konsisten dengan ucapannya, tetap focus mengurusi kerja, urusan Pilgubmah kumaha kersaning Gusti we....
Arah - Banyaknya tempat kumuh dan pemandangan yang tak indah di sepanjang jalur kereta api Purwakarta membuat Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menata bangunan-bangunan yang ada di sepanjang bantaran rel kereta api.
"Nanti jalur kereta api
yang terlewati seluruh wilayah Purwakarta adalah pemandangan yang indah,
tidak ada lagi rumah-rumah yang kumuh, seluruh rumahnya akan kita tata
dengan baik. Sehingga orang nyaman naik kereta api," ucap Dedi di rumah
dinasnya, Jumat (17/3).
Langkah tersebut diambil agar para penumpang
melihat keindahan pemandangan dari sisi kereta api. Pihaknya akan
mendesain ulang serta membuatkan rumah-rumah adat di pinggiran rel
kereta api.
"Tinggal direnovasi aja, yang pertama dipindahkan
ketempat lain yang lebih layak, kemudian yang kedua direnovasi
rumah-rumahnya, menjadi bentuk rumah adat, karena rumah adat memiliki
kharisma pandangan yang sangat baik," jelasnya.
"Ada sisi edukasi,
saya ingin wisata kereta api itu menjadi tren dalam pengembangan wisata
di Purwakarta, mengingat di Purwakarta ada beberapa stasiun yang
dilewati," sambung Dedi.
Pertemuannya dengan pihak Kementerian
koordinator kemaritiman (Kemenko Maritim), dan PT KAI atas perintah
Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan tadi pagi selanjutnya akan lagi
dibahas di Purwakarta.
"Pemda Purwakarta itu kan sejak lama concern
terhadap pengelolaan aset aset PT KAI, kita bisa dilihat misalnya
Purwakarta itu mempelopori stasiun yang tua kita renovasi," pungkasnya.
Selain itu, ia menambahkan sudah ada beberapa perubahan yang dilakukan
pihaknya bersama PT KAI. Seperti halnya, merubah yang dulunya tempat
kumuh di daerah Plered menjadi kampung sate tanpa merugikan orang lain.
(Haryanto)
#inspirasikangdedi
Dedi Mulyadi sosok pemimpin yang Sepi ing pamrih rame ing gawe
Sepi ing pamrih rame ing gawe adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang
memiliki arti sedikit mengharapkan imbalan, banyak bekerja. Ungkapan
tersebut mengandung arti yang menjunjungnilai luhur dimana kita diberi
nasehat untuk tidak selalu mendasarkan pekerjaan karena imbalan apalagi
sekedar mengejar jabatan, kurang lebihnya inilah sosok Kang Dedi
Mulyadi, sosok sederhana yang kita kenal selama ini. Saat ini seiring
dengan berjalannya waktu kita bisa melihat, mana yang oportunis penuh
ambisi, mana yang menyikapi semuanya seperti air yang mengalir, semuanya
tergantung taqdir dari Gusti Allah saja.
#inspirasikangdedi
Kamis, 16 Maret 2017
KANG DADANG NASER DENGAN PRESTASI DI PILBUP KAB. BANDUNG 2015, AKAN MAMPU MENGANTARKAN SAHABATNYA KANG DEDI MULYADI MENJADI GUBERNUR JAWA BARAT 2018-2021
Kemenangan 65 persen suara petahana Kang Dadang Naser pada Pemilihan Bupati Kabupaten Bandung 2015, semoga menjadi dasar kemenangan juga untuk Kang Dedi Mulyadi di wilayah Kabupaten Bandung dalam Pilgub 2018, Kabupaten Bandung yang memiliki jumlah pemilih 2.6 juta lebih akan menjadi kontributor kemenangan Kang Dedi Mulyadi seandainya Golkar Kabupaten Bandung dengan ketuanya Pak Dadang Naser dan Tim suksesnya Sabilulungan, sukses mempertahankan perolehan suara seperti pada Pilbup 2015, apalagi kalau bisa lebih."Maknyos".
Antara Kang Dadang Naser dan Kang Dedi Mulyadi seperti dua sahabat yang dalam kehidupan politiknya saling mengisi, kita masih ingat pada pemilihan ketua DPD Golkar Kabupaten Bandung 2016, Kang Dedi Mulyadi yang terang terangan selalu mendukung Kang Dadang Naser menjadi Ketua Golkar Kabupaten Bandung priode 2016-2021, antara Kang Dadang Naser dan Kang Dedi Mulyadi juga rutin bersilaturahmi memberi pencerahan ke pelosok pelosok Kabupaten Bandung, entah itu melalui kegiatan Safari Budaya maupun kegiatan partai Golkar.
Kalau kita melihat perjalanan karier politik keduanya juga tidak jauh berbeda, mereka berdua Kang Dadang Naser dan Kang Dedi Mulyadi merupakan sosok yang patut dijadikan sebagai motivasi hidup, karena keduanya telah memberi satu pembelajaran kepada kita, lewat prihatin, kerja keras dan keuletannya telah mampu merubah nasib hidupnya.
Sekali lagi semoga saja Kang Dadang Naser dan Tim Sabilulungan mampu mengantarkan Kang Dedi Mulyadi meraih kemenangan di wilayah Kabupaten Bandung di Pilgub Jabar 2018, karena "KEMENANGAN KANG DEDI MERUPAKAN KEMENAGAN KITA SEMUA, URANG SUNDA".
(DKS)
(DKS)
DEDI MULYADI DAN RIDWAN KAMIL BICARA TOLERANSI DI KONGRES KOMNAS HAM
Banyak momen yang secara tidak sengaja mempertemukan keduanya, tapi semuanya baik baik saja
Jakarta - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Wali Kota Bandung Ridwan
Kamil menjadi pembicara dalam Kongres Nasional Kebebasan Beragama dan
Berkeyakinan (KBB) yang diadakan oleh Komnas HAM. Dua orang yang
digadang-gadang maju dalam Pilgub Jabar 2018 ini lalu bicara soal
kebebasan beragama dan toleransi.
Dedi dan Ridwan
Kamil hadir di sesi berbeda. Dedi datang lebih dulu ke kongres yang
digelar di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Kuningan Timur, Jakarta
Selatan, Kamis (16/3/2017), itu pada pukul 12.30 WIB, dengan menggunakan
pakaian putih-putih lengkap dengan pengikat kepala. Dedi mengatakan
konflik yang terjadi di Indonesia disebutkan karena kekuasaan, bukan
karena nama agama.
"Menjadi konflik jika isu agama jadi komoditas
politik. Tiap individu menggunakan agama sebagai kekuatan politik. Isu
agama akan selalu ada karena dikapitalisasi, dan selama kita masih
memilih secara langsung (pilkada), isu agama akan terus dimainkan," ujar
Dedi dalam pemaparannya.
Dalam hal ini Dedi memberi solusi, KPU
harus melakukan ideologi calon sebagai tes. Bukan hanya sekadar sehat,
karena dalam kepemimpinan, ideologilah yang paling berperan.
"Kepala
daerah tidak boleh takut memberi ruang kepada orang untuk menjalankan
agamanya. Kepala daerah atau calon juga tidak mengkapitalisasi isu agama
sebagai sentral bagi kemenangan dia," ujarnya.
Ridwan Kamil datang
setelah Dedi meninggalkan tempat kongres. Ridwan datang pukul 15.00 WIB
mengenakan batik cokelat lengan panjang.
Ridwan mengaku merasa sedih
karena masih harus mengurusi intoleransi. Jika ada yang mengalami
perbedaan, ia meminta warga mendatangi negara.
"Kami ini pemimpin
daerah, dari daging sapi, elang mati, sampai toleransi masih harus saya
urus. Terus terang kami sedih, ini masih hadir di tahun-tahun seperti
ini. Tapi apa pun, itu tanggung jawab kami selaku pemimpin. Saya datangi
organisasi radikal di Bandung," ujar Ridwan Kamil.
"Saya dengarkan,
apa perbedaan Anda, sampaikan ke negara, jangan turun sendiri. Inilah
logika yang sedang saya bangun. Saya bilang, se-iya-iyanya fakta itu,
sampaikan kepada negara, pemerintah, itu yang sekarang kami buka peran,"
sambungnya.
Ridwan mengatakan, selama 5 tahun ini sudah ada 309-an
rumah ibadah nonmuslim yang dibangun. Dalam hal ini, ia mengatakan
berfokus pada pemberantasan intoleransi.
"Saya tahun ini fokus
memberantas intoleransi dan berita hoax. Ini kita lawan dengan
kedewasaan dan pendidikan, pemuka agama konten digital. Tolong
konten-konten digital bisa kita lawan berita provokasi seperti itu,
karena memang problem masih banyak," ujarnya.
"Kami ini diapresiasi,
alhamdulillah, warga hormat, bergandengan tangan, hanya itu. Indonesia
datang dari keberagaman. Jika ada perbedaan, gunakan instrumen negara,
untuk komunikasi," pungkasnya.
(imk/imk)
#inspirasikangdedi
Selasa, 14 Maret 2017
KETUA DPD GOLKAR JAWA BARAT H.DEDI MULYADI DATANGI SEKOLAH JUHDI, CERITA SEPATU GOSONG MILIKNYA
Motivator sejati memberikan pencerahan dari pengalamannya
Cianjur - Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mendatangi tempat
sekolah Juhdi (13) di SDN Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa
Barat sekitar pukul 08.15 WIB, Selasa (14/3/2017). Suasana hangat
terjalin kala pria yang juga Bupati Purwakarta bertemu dengan Juhdi
bocah yang sepatu bolong 'menguapnya' Viral di media sosial.
Di tempat itu Dedi sempat berdiri di hadapan sejumlah siswa sekelas
Juhdi, ia menceritakan pengalaman masa kecilnya yang hanya memiliki
sepasang sepatu.
"Saya dulu pernah saat kecil sepatu saya basah
karena hujan terjadi setiap hari. Karena cuma punya satu dan mau dipakai
untuk besoknya setiap malam saya garang di atas perapian sampai kering,
pernah suatu saat saya lupa pas besoknya sudah gosong sebelah," tutur
Dedi, disambut tawa sejumlah siswa.
Dedi tak hentinya menyemangati
Juhdi. Menurutnya dengan kondisi saat ini Juhdi harus tetap semangat
untuk mengenyam pendidikan. Dijelaskan Dedi untuk mau sekolah itu
bukanlah karena pakaian seragam dan sepatu bagus, namun keinginan dan
pikiran.
"Saya contohkan, di Purwakarta tak ada pelajar yang masuk
ke dalam kelas menggunakan sepatu semuanya nyeker. Mereka kita bebaskan
ke sekolah mau pakai sepatu atau sendal tidak masalah, karena terkadang
problem sepatu bisa saja membuat minder siswa," lanjut Dedi.
Dedi
memberikan sebuah sepeda baru untuk Juhdi agar ketika berangkat sekolah
bocah itu tidak lagi berjalan kaki, raut wajah Juhdi seketika berbinar
kala sepeda itu diberikan saat itu juga Dedi meminta Juhdi untuk
mencobanya. "Kade jang ulah kekebutan, (Jangan kebut-kebutan)," pesan
Dedi.
Kepada wartawan Dedi menyebut peristiwa Juhdi menjadi menarik
dan viral karena kondisi ekonomi negara saat ini mulai membaik Ketika
fenomenanya muncul di media sosial otomatis mendapat sorotan dari banyak
pihak.
"Semoga tidak lantas terus-terusan menjadi dramatis, karena
bagaimanapun pendidikan yang kita harapkan itu adalah pendidikan yang
berkarakter dan mampu menciptakan generasi masa depan yang tangguh dan
mandiri, bukan generasi yang cengeng," jelas Dedi.
#inspirasikangdedi
Senin, 13 Maret 2017
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bergandengan dengan Kaporles Purwakarta
Tidak ada masalah yang tidak
dapat diselesaikan,
Tidak ada musuh yang tidak dapat
dikalahkan, selama menghadapinya
bersama sama.
Di Purwakarta Pemimpinnya
saling bergandengan
ketika menghadapi masalah,
tidak saling menyalahkan,
apalagi mencari kambing hitam.
#inspirasikangdedi
dapat diselesaikan,
Tidak ada musuh yang tidak dapat
dikalahkan, selama menghadapinya
bersama sama.
Di Purwakarta Pemimpinnya
saling bergandengan
ketika menghadapi masalah,
tidak saling menyalahkan,
apalagi mencari kambing hitam.
#inspirasikangdedi
MENINJAU LOKASI JALAN AMBLAS, BUPATI PURWAKARTA H.DEDI MULYADI : PRIORITASKAN AKTIVITAS WARGA SATU KAMPUNG
Responsif dan cepat bertndak
PURWAKARTA headlinejabar.com
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meninjau lokasi jalan amblas di Kampung
Cisuren, Desa Mekargalih, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Senin
(13/3/2017).
Jalan desa yang tepat berada di lahan milik PT KAI ini
diketahui amblas akibat pegeseran tanah yang terjadi di wilayah
tersebut. Kondisi ini juga mengakibatkan rel kereta api jalur Jakarta - Bandung turut mengalami amblas, tepatnya di KM 110.
Di lokasi tersebut, Dedi menuturkan segera melakukan identifikasi sebelum jalan tersebut diperbaiki. Menurutnya, warga di sekitar kampung itu harus diprioritaskan agar aktifitas mereka tidak terganggu.
"Intinya, kita dahulukan kepentingan warga agar aktifitas mereka tidak terganggu. Sambil menunggu hasil identifikasi kita carikan jalan alternatif untuk masyarakat, baru kita perbaiki," paparnya.
Bukan hanya itu, tiang pancang penahan longsor pun terlihat miring. Melihat kondisi ini, Dedi meminta kepada anggota masyarakat setempat agar berhati-hati dan waspada. "Saya kira cukup bahaya, makanya saya minta masyarakat untuk hati-hati," tandasnya.
Sementara itu, Manager Humas PT KAI Daop II Bandung, Joni Martinus, dalam keterangan resminya menuturkan, pihaknya telah menerjukan Flying Gang atau tim regu siaga untuk mengantisipasi gangguan di lintasan kereta api.
Dalam pantauannya, KM 110 antara Stasiun Ciganea dan Sukatani serta KM 99 antara Stasiun Purwakarta dan Bungursari merupakan daerah rawan. "Kita harapkan seluruh sistem perkeretaapian bisa zero accident," pungkasnya,
Di lokasi tersebut, Dedi menuturkan segera melakukan identifikasi sebelum jalan tersebut diperbaiki. Menurutnya, warga di sekitar kampung itu harus diprioritaskan agar aktifitas mereka tidak terganggu.
"Intinya, kita dahulukan kepentingan warga agar aktifitas mereka tidak terganggu. Sambil menunggu hasil identifikasi kita carikan jalan alternatif untuk masyarakat, baru kita perbaiki," paparnya.
Bukan hanya itu, tiang pancang penahan longsor pun terlihat miring. Melihat kondisi ini, Dedi meminta kepada anggota masyarakat setempat agar berhati-hati dan waspada. "Saya kira cukup bahaya, makanya saya minta masyarakat untuk hati-hati," tandasnya.
Sementara itu, Manager Humas PT KAI Daop II Bandung, Joni Martinus, dalam keterangan resminya menuturkan, pihaknya telah menerjukan Flying Gang atau tim regu siaga untuk mengantisipasi gangguan di lintasan kereta api.
Dalam pantauannya, KM 110 antara Stasiun Ciganea dan Sukatani serta KM 99 antara Stasiun Purwakarta dan Bungursari merupakan daerah rawan. "Kita harapkan seluruh sistem perkeretaapian bisa zero accident," pungkasnya,
Minggu, 12 Maret 2017
Buku Kang Dedi Mulyadi CING CARINGCING PAGEUH KANCING SET SARINGSEUT PAGEUH IKEUT Bab : Telaah Penerapan Pribahasa Cing Caringcing Pageuh Kancing Set Saringset Pageuh Ikeut (CCPKSSPI)
A. Telaah Penerapan Peribahasa CCPKSSPI dan Sejarah
4) Telaah peribahasa CCPKSSPI dan kematangan
Gejolak masyarakat seiring dengan waktu terus bergulir, bervariasi,
masuk akal, tidak masuk akal, dan hal-hal baru terus dihadapi
oleh
individu. Kematangan pun tidak hanya ditemukan pada jiwa manusia yang
merupakan tingkat kedewasaan dalam cara berpikir dan bertindak,
melainkan ia mampu pula menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi dan
kemudian menentukan sikap dalam menghadapinya.
Suatu kondisi yang
terjadi baik melalui pengalaman nyata atau informasi dan mulut ke mulut,
maka individu yang sudah memiliki tingkat kematangan baik, maka ia akan
mempertimbangknya dengan santun. Gejolak yang ada, mengalami proses
berpikir sehingga invidu akan dapat menentukan masalah, baik di
lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat, bangsa dan negara. Adanya
situasi yang berbeda, maka individu pun harus segera menyesukan dirinya
terhadap masalah yang dihadapi.
Kasus yang terjadi pada suatu
situasi, maka kewaspadaan, kehatihatian, kebijakan dan keadilan harus
ditempatkan pada situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi untuk
ditindaklanjuti. Seperti pada kilasan sejarah perjalanan sejarah
Purwakarta, pada tulisan ini dimaksudkan sebagai sebuah kasusitis yang
langsung atau tidak langsung dihadapi oleh stiap orang. seperti
diungkapkan Dr. A. Sobana Hardjasaputra, S.S.,M.A. yang terdapat dalam
buku sejarah Purwakarta (2003), dalam penelitiannya yang berjudul
sejarah purwakarta adalah sebagai berikut;
1. Peribahasa CCPKSSPI sebagai kesiapan mental dan perlengkapan
hitstrasi
Sultan Agung Sultan Mataram pada tahun 1632 mengutus Wiraperbangsa dan
Galuh. Saat itu 1.000 prajurit dengan keluarganya menemaninya menuju
Karawang. Tujuan utama pasukan yang dipimpin oleh Wiraperbangsa adalah
membebaskan Karawang dan pengaruh Banten. Karawang menjadi tempat untuk
mempersiapkan logistik dan perlengkapan persiapan dalam melakukan
penyerangan terhadp VOC (Belanda) di Batavia. Sebelumnya, penyerangan
pernah dilakukan oleh Aria Wirasaba yang kemudian dianggap gagal karena
kurang persiapan dan perlengkapan. Begitu pula tidak ada tempat untuk
mempers iapkan karena karawang masth dikuasai oleh Banten.
Catatan
Gambaran peribahasa yang ada saat itu adalah “bru dijuru bro dipanto
ngalayah ditengah imah” dengan persiapan yang lengkap maka kemenangan
sudah di depan mata. Disini peribahasa CCPKSSPI berusaha mempersiapkan
baik, makanan, perlengkapan perang dan persiapan mental.
2. Peribahasa CCPKSSPI dan kesiapan menjalankan tugas
Ilustrasi
Tugas yang diberikan kepada Wiraperbangsa dapat dilaksanakan dengan
baik dan hasilnya langsung dilaporkan kepada Sultan Agung. Atas
keberhasilannya, Wiraperbangsa oleh Sultan Agung dianugerahi jabatan
wedana (setingkat bupati) di Karawang dan diberi gelar Adipati Kertabumi
III serta diberi hadiah sebilah keris yang bernama Karosinjang.
Setelah penganugerahan gelar tersebut yang dilakukan di Mataram,
Wiraperbangsa bermaksud akan segera kembali ke Karawang. Namun,
sebelumnya Beliau singgah dahulu ke Galuh untuk menjenguk keluarganya.
Atas takdir Illahi, Beliau kemudian wafat saat berada di Galuh.
Catatan
Peribahasa CCPKSSPI dalam menjalankan tugas harus mempersiapkan diri
baik pengetahuan, sikap, keterampilan, ideologi, dan keyakinan serta
kemampuan dalam memutuskan sesuatu yang menjadi
masalah. Seorang
individu yang kemudian menjalankan tugas sebagai pemimpin memerlukan
kesiapan mental seorang pemimpin dengan berusaha bertindak adil,
bijaksana, dan mampu menjaga tekad, ucap, lampah, dan paripolah.
Dalam penampilan, seorang pemimpin harus menjalankan tugasnya dengan
menunjukkan perilaku baik, berpakaian baik, dan seiring dengan perbuatan
yang harus dilakukan oleh seorang pemirnpin.
individu yang menjadi
pemimpin pun haruss mengelola tata pemerintahan, mengidentifikasi
kebutuhan masyarakat, pola pikir dalam mempersiapkan dan menjaga sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan pemenuhan kebutuhan antara bangsa
dan negara. Menjadi pemimpin harus masagi.
3. Peribahasa CCPKSSPI sebagai sebuah kehormatan
Ilus trasi
Setelah Wiraperbangsa wafat, jabatan bupati di Karawang dilanjutkan
oleh putranya yang bemama Raden Singaperbangsa dengan gelar Adipati
Kertabumi IV yang memerintah pada tahun
1633-1677.
Pada abad
XVII kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Mataram dengan raja yang
terkenal yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. la tidak menginginkan
wilayah Nusantara diduduki atau dijajah oleh bangsa lain dan ingin
mempersatukan Nusantara.
Dalam upaya mengusir VOC yang telah
menanamkan kekuasaan di Batavia, Sultan Agung mempersiapkan diri dengan
terlebih dahulu menguasai daerah Karawang untuk dijadikan basis atau
pangkal perjuangan dalam menyerang VOC.
Ranggagede diperintalmya
untuk mempersiapkan bala tentara/prajurit dan logistik dengan membuka
lahan-lahan pertanian yang kemudian berkembang menjadi lumbung padi.
Tanggal 14 September 1633 Masehi bertepatan dengan tanggal 10 Maulud
1043 Hijriah, Sultan Agung melantik Singaperbangsa sebagai Bupati
Karawang yang pertama sehingga secara tradisi setiap tanggal 10 Maulud
diperingati sebagai Han Jadi Kabupaten Karawang.
Berawal dan
sejarah tersebut dan perjuangan persiapan proklamasi kemerdekaan RI,
Karawang lebih dikenal dengan julukan sebagai kota pangkal perjuangan
dari daerah lumbung padi Jawa Barat.
Catatan
Kematian, kapan
pun, di mana pun bisa teijadi. Entah pejabat, pemerintah, bangsa
termasuk individu sebagai simpulan dan semua itu akan mengalami
kematian. Adalah benar kematian tidak bisa dihindari, tetapi yang harus
dipersiapkan adalah siapa yang akan meneruskan kehidupan ini setelah
individu yang bersangkutan meninggalkan dunia ini.
#inspirasikangdediKASAL KE PURWAKARTA, SEMPATKAN DIRI NONTON PERTUNJUKAN AIR MANCUR TAMAN SRI BADUGA
Sang Jendral pun mengagumi
PURWAKARTA, TRIBUNJABAR.CO.ID - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal)
Laksamana Laut Ade Sopandi beserta keluarga menyempatkan diri datang ke
Purwakarta, Minggu (12/3/2017). Kedatangan mereka khusus untuk
menyaksikan pertunjukan air mancur Sri Baduga, di Taman
Situ Buleud.
Asisten Potensi Maritim Kasal Mayjen Toni Basari Natanegara, Bupati
Purwakarta Dedi Mulyadi dan Dandim 0619 Purwakarta Letkol Inf Ari
Maulana hadir mendampingi Kasal.
Tidak hanya itu, sebelumnya mereka
menyempatkan datang ke Museum Diorama Nusantara di Jalan KK Singawinata
dan Gedung Negara di Komplek Pendopo Pemkab Purwakarta.
Mereka
terlihat lebih rileks karena tidak mengenakan pakaian dinasnya.
Kunjungan mereka ke Purwakarta berakhir dengan menyaksikan pertunjukan
air mancur selama kurang lebih satu jam bersama warga sekitar. (men)
#inspirasikangdedi
Sabtu, 11 Maret 2017
GUYONAN KANG DEDI, SULE, LESTY DAN H.BOLOT DI INI_TALK SHOW NET TV
Dedi Mulyadi memang sosok fenomenal selain politisi, orator ulung,
budayawan juga seorang entertainer yang mampu menghibur hati yang sedang
duka.
DEDI MULYADI SANG PENDEKAR KEBAIKAN
RASA, ada yang tak boleh hilang dengan ini.
Tidak karna terjebak romansa nuansa,.
tapi sejatinya adalah hal yang sangat prinsipil
akan sebuah pilihan,
pilihan atas konstruksi “kapital” dan konstruksi “sosial”.
Biar pundi ku tak berisi penuh selama “rasa” menjadi bagiannya,
lebih indah dibanding pundi terisi penuh tapi tak tercecap “rasa”.
Puisi diatas seperti gambaran kecil kehidupan seorang Dedi Mulyadi, apa yang dilakukannya bukanlah pencitraan karena
seperti inilah karakter seorang Dedi Mulyadi, ketika dilihatnya ada yang
kurang pas selalu merespon dengan cepat entah sedang berada dimana atau
sedang bersama siapa, hidupnya dijalaninya seperti hanya untuk mengabdi
kepada sesama.
Sulit mencari perbandingan untuk seorang Dedi
Mulyadi itu, dalam hal tolong menolong terhadap sesama, falsafah
kehidupan orang Sunda silih asah, silih asih, silih asuh, tukang
tutulung kanu keur butuh, tukang
tatalang kanu keur susah, tukang nganteur kanu keur siuen dan tukang
nyaangan kanu keur poekkeun benar benar menjadi jalan hidupnya,
bayangkan tercatata sudah 3 (tiga) orang yang pingsan setelah menerima
bantuan Kang Dedi, kita juga masih ingat belum lama ini kalau bukan
uluran Kang Dedi bayi kembar siam asal Sumedang Devina Devani yang biaya
operasi pemisahannya mencapai 500 juta tidak mungkin dapat terlaksana.
Sebenarnya kenapa saya sebut ini bukan pencitraan, karena semua yang
suka ditulis media itu tidak seberapa dari uluran Kang Dedi kepada
sesama yang tidak diberitakan, saya pribadipun pernah mengalami hal ini.
Kebaikan Kang Dedi Mulyadi yang tidak di tulis media itu bahkan sangat
mencengangkan, hanya pribadi yang dibantunya saja yang tahu dan mungkin
orang orang terdekat Kang Dedi, jika tidak percaya silahkan datang ke
Purwakarta tanyakan kepada orang orang yang sekiranya dekat dengan
beliau.
Lihat saja perlakuan Kang Dedi hari ini, ketika beliau
membantu Pak Abdul Gani warga Surabaya yang hendak pulang ke Lampung
dengan berjalan kaki dan menaikkan keluarganya ke Gerobak, tentu
sepanjang perjalan banyak orang yang melihat pemandangan mengenaskan
ini, apa ada yang peduli?
Lihat saja saja bagaimana Kang Dedi
Mulyadi memperlakukan anak istri Pak Goni mereka dijamu, tidur di rumah
dinas bupati, dibelikan pakaian layak dan diberi modal usaha, kira kira
ada orang yang super baik seperti Kang Dedi Mulyadi, sepanjang saya
hidup belum ada orang yang memiliki jiwa sinterklas atau sang pendekar
kebaikan, karena inilah Kang Dedi dan julukan inipun menurut saya belum
sepadan jika diukur dari semua kebaikannya kepada sesama selama ini.
(DKS)
#inspirasikangdedi
Langganan:
Postingan (Atom)